Memilih
Selamat pagi cinta
Masih terbuai belaian kata menghujam jiwa
Rangkaian bait berlomba mendalihkan makna
Berhulu tangan-tangan kecil Sang Hawa
Hanya itu, aku tersenyum
Pendewasaan menemui tembok keraguan
Menyiratkan tanya, menyulut dialektika ketakutan
Wajar kita kesulitan
Tubuh terkekang bisikan wahai setan
Sedangkan menguatkan, tak ada lagi daya berperan sebagai jawaban
Berbicara prinsipal tak melulu berteori
Karena hati, pikiran, memiliki jiwanya tersendiri
Entah kenapa ku selalu yakin di atas takutmu
Takut yang mengganggu jalan warasku
Sialnya, tak selamanya ada aku di sampingmu
Memilihmu ibarat setitik air berjodoh musafirnya di tengah Sahara
Ibarat melempar dadu bersama Dewi Fortuna di tangan
Betapa beruntungnya aku
Aku berjanji selalu mencari jalan pulang ke rumah ini
Menapak tegas walau sekujur nadi berlumuran darah
Duduk manis sebagai penghunimu hingga berakhir masaku untukmu
(November)
RDN
Masih terbuai belaian kata menghujam jiwa
Rangkaian bait berlomba mendalihkan makna
Berhulu tangan-tangan kecil Sang Hawa
Hanya itu, aku tersenyum
Pendewasaan menemui tembok keraguan
Menyiratkan tanya, menyulut dialektika ketakutan
Wajar kita kesulitan
Tubuh terkekang bisikan wahai setan
Sedangkan menguatkan, tak ada lagi daya berperan sebagai jawaban
Berbicara prinsipal tak melulu berteori
Karena hati, pikiran, memiliki jiwanya tersendiri
Entah kenapa ku selalu yakin di atas takutmu
Takut yang mengganggu jalan warasku
Sialnya, tak selamanya ada aku di sampingmu
Memilihmu ibarat setitik air berjodoh musafirnya di tengah Sahara
Ibarat melempar dadu bersama Dewi Fortuna di tangan
Betapa beruntungnya aku
Aku berjanji selalu mencari jalan pulang ke rumah ini
Menapak tegas walau sekujur nadi berlumuran darah
Duduk manis sebagai penghunimu hingga berakhir masaku untukmu
(November)
RDN
Comments
Post a Comment