Ego
Terlahir suci terbalut tangis...
Wanita manis merebahkan peluk tuk menghangatkan...
Doa laksana sutra bertumbuh dengan tulang belulang...
Melewati hari tanpa mengenal diri...
Menembus debu selayaknya tak berdosa...
Satu yang tak bisa mengelak...
Menjadi dewasa...
Sesaat memejamkan hati, raga berbisik sudah mulai merapuh...
Terkecuali satu, idealisme.
Aku yang saat ini tetaplah sama...
Berjalan di atas pijakan menuju sebuah kebebasan...
Pahit tuk berhadapan dengan cacian...
Sekejap terbelalak dalam kompleksitas skenario kehidupan...
Malu tuk berpikir kaki melangkah mundur...
Naskah ini telah tertanam dalam
(bersambung)
RDN
Wanita manis merebahkan peluk tuk menghangatkan...
Doa laksana sutra bertumbuh dengan tulang belulang...
Melewati hari tanpa mengenal diri...
Menembus debu selayaknya tak berdosa...
Satu yang tak bisa mengelak...
Menjadi dewasa...
Sesaat memejamkan hati, raga berbisik sudah mulai merapuh...
Terkecuali satu, idealisme.
Aku yang saat ini tetaplah sama...
Berjalan di atas pijakan menuju sebuah kebebasan...
Pahit tuk berhadapan dengan cacian...
Sekejap terbelalak dalam kompleksitas skenario kehidupan...
Malu tuk berpikir kaki melangkah mundur...
Naskah ini telah tertanam dalam
(bersambung)
RDN
Comments
Post a Comment