Nostalgia

Berjalan tepat berlawanan fajar menyapa pagi...
Sentuhan halus ombak menyerka kaki,
menghapus pasir perlahan...
Masih berjalan merekam tiap titik biru...
Sesekali dihinggapi kumpulan Sterna mengerutkan sayapnya...
Alam menjelma ruang paling sunyi saat itu...
Membiarkan angin menembus abar cakrawala...
Tanpa perlu bergunjing siapa penghuni terdahulunya...
Aku bukanlah bersembunyi...
Sembari lidah bersenandung epilog nasib-nasib buruk kemarin...
Hasrat tak melulu menemui takdirnya...
Layaknya ombak tak selamanya pulang menerpa karang...
Nostalgia tenggelam bersama kenangan-kenangan lalu...
Tak sempat kembali bersuci darah di dinding harau...
Seketika muram langit seperti saat itu...
Tak perlu lagi bertanya siapa dalang dibalik semua...
Memutar detik kembali ke belakang...
Mesranya senja oranye masih terekam menghembus halus sukma...
Atau murkanya angin membawa hujan dari selatan...
Semua sama...
Semua kembali serupa dalam nostalgia sesaat.

RDN

Comments

Popular Posts