Rumah

Kembali pulang terengah-engah...
Mengantongi harap bersama serpihan rindu dalam lipatan lusuh...
Bau tanah ini seakan tak asing membaur di sukma...
Kaki beradu keras dengan lantai kayu tua sepeninggal dulu...

Pintu membuka diorama dalam sekat sempit nan bau...
Debu tak lagi kesepian menghuni sendiri...
Berdiri kembali muda mengepalkan sepasang telapak di kepala...
Siapa duga, terlalu lama mengembara mengais hidup diperantauan seberang...

Melihat sekitar yang usang sembari berdeduksi kisah terpendam...
Semut-semut hitam seraya berbisik terusik dan berlari perlahan...
Halaman belakang ini melukis sketsa paling elok...
Kehijauan menutupi awan, meneduhkan bayangan berbaring senyap di saung beralaskan kerai...

Suara-suara bising makin meredup kudiam...
Tenggelam oleh maut satu persatu...
Yang kini hanya sisa keturunan para pendahulu...
Menyuap nasi tanpa dibelenggu nafsu...

Rumah ibarat catatan hidup tak bertinta...
Merekam segala bahkan yang tak diinginkan anjing-anjing itu tahu...
Nostalgia itu setia terpaut...
Sebelum kembali runtuh tersapu angin membalun lalim.


RDN

Comments

Popular Posts